Pengikut

Minggu, 30 Desember 2012

PENDAMPING KU

Bissmillahirrohmanirrohim ..

Duhai pendamping ku

Pendamping ku,
Aku tidak perduli siapa kamu dulu
Aku tidak perduli siapa kamu sekarang
Aku pun tidak perduli siapa kamu nanti
Karena aku pun memiliki itu
Yang aku perduli dari mu kini adalah kebaikan ahlak dan agama mu sebagai imam tuk bisa membawa ku lulus ke Al Jannah Allah swt. kelak

“Allaahumma innii as’aluka hubbaka wa hubba man yuhibbuka wal ‘amalal lazii yubbaligunii hubbaka. Allaahummaj’al hubbaka ahabba ilayya min nafsi wa ahli.”
"Ya Allah, aku memohon curahan cinta-Mu dan kecintaan kepada orang-orang yang mencintai-Mu, serta mohon curahan amal yang dapat mengantarkan diriku mencintai-Mu. Ya Allah, jadikanlah kecintaan kepada-Mu lebih tertanam dalam jiwaku melebihi kecintaanku kepada diri sendiri dan keluargaku. (H.R. Tirmizi)

Pendamping ku,
Aku tahu bahwa kita adalah mahluk sempurna sekaligus hanya seorang manusia biasa,maka jadikan kelebihan mu sebagai pengisi kekurangan ku dan aku pun akan melengkapi tulang rusuk mu

Pendamping ku,
Jika suatu saat nanti kamu merasa lelah membimbing dan menasehati ku
Rangkul,peluk aku dalam tiap sujud dan doa mu
Katakan lirih pada ku dengan firman-Nya
Hingga aku tersadar dalam tangis tawadhu ku
Aku meminta keredaan uluran tangan dan papahan mu,supaya aku dapat dengan mudah memohon taubatan kepada Allah swt. atas khilaf ku

Pendamping ku,
Aku ingin aku sebagai bidadari mu
Menjadi bidadari Al Jannah mu
Sebagaimana Allah swt. telah menjanjikan para bidadari tuk kaum adam yang mencintai-Nya semasa di dunia

" Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada di tempat yang aman, didalam taman-taman dan mata air.Mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan, demikianlah dan kami jodohkan mereka dengan bidadari bermata jeli " (Addukhan 51-52)

Pendamping ku,
Jika karena aku sebagai manusia biasa dan khilaf adalah kekurangan ku
Aku gagal membuat para bidadari Allah swt. merasa iri kepada ku,maka buatlah mereka iri atas pilihan mu yang memilih aku
Meski aku tahu mereka tak mempunyai rasa itu.

Sahabat Rasulullah,US bertanya," mengapa wanita dunia lebih utama dari bidadari disyurga ya Rasulallah..? ”
Rasulullah menjawab,” Karena Shalat mereka, puasa mereka karena Allah SWT. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, pakaian mereka dari kain sutera yang sangat halus, kulit mereka putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kemuning emas, sanggulnya terbuat dari mutiara dan sisirnya terbuat dari emas murni. Mereka ( wanita dunia )berkata," ( di syurga ) Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami senantiasa mendampingi dan tidak beranjak sama sekali, kami ridho dan tidak pernah bersungut (dengki/iri/ghibah) sama sekali, berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya."
Hal tersebutlah yang membuat para bidadari surga iri terhadap bidadari wanita dunia.

Sungguh ku inginkannya .., " Wanita Muslimah,Salehah .. "
Karena itulah aku membutuhkan mu untuk mengarahkan aku di jalan lurus yang di ridhoi Allah swt.

Aamiin yarabbal alamiin ..

Pendamping ku,
Terimakasih

Kamis, 27 Desember 2012

CINTA BEGINI

Meski saat itu bukan bunga sakura yang berkembang tapi bagi Rara saat itu sama indahnya dengan warna bunga yang berasal dari Jepang,menawan.Awal yang indah tuk cerita cinta Rara.Ketika Rara mengambil penanya yang terjatuh,tak sengaja Rara temukan sosok adam duduk disudut bangunan yang belum jadi.Bangunan itu tepat berada di depan caffe yang sering Rara tongkrongi.Meski ia tak begitu tampan namun ada sesuatu yang menarik rasa keingin tahuan Rara.Ya inilah kali pertama Rara melihatnya.
"Ia terlihat rapi dan bersih".Bisik hati Rara.
"Ra,kenapa loe liat bangunan itu dalem banget?".Tanya Liza mengagetkan Rara.
"Gak,gak napa-napa ko cuma liat-liat aja,siapa tau nemu inspirasi buat kerjaan kita".Balas Rara dengan sedikit menyunggingkan bibirnya
"Ohh kira loe ngeliat setan,hhahahha!!".Ledek Liza dengan suara khasnya yang cempreng.
"Iya setannya kan loe Liz!!".Rara menimpuk Liza dengan penanya lalu mengajak Liza pergi.

Hari berganti hari tapi Rara merindu pada sosok yang ia lihat di gedung tua itu,sesosok misterius.Ia sudah coba cuek dengan keadaan itu,tapi dalam ketidak sadarannya Rara sering kali melihat bayang adam itu dalam kembang malamnya.Sungguh tak nyenyak oleh itu hingga tidak jarang juga Rara harus terbangun dalam malam buta.

                                                  ***

Dua pekan setelah hari itu Rara kembali ketempat yang sama.Berharap ia bisa sedikit mengobati penasarannya terhadap sosok misterius yang ia lihat dua pekan lalu.Walaupun kini Rara ditemani seseorang yang selama 4tahun terakhir ini mendampinginya,namun rasa penasarannya mendorong ia tuk mencari jawab dalam tanya.Reza yang sedari tadi duduk didepan Rara pun terabai oleh sosok yang telah menjebak Rara dalam lingkaran yang tak berujung.
"Rara loe lagi banyak pikiran ya?!Perasaan dari tadi ngelamun deh.Gue sampai diduain,gak enak tau!!".Reza sedikit kesal karna ulah Rara.
"Ko loe ngomong gitu sih Re,gue cuma lagi liat bangunan itu.Perasaan dua minggu yang lalu masih biasa tapi sekarang udah bagus gitu.Progres yang cepet".Bibirnya mengembang dengan membuat lekukan kecil pada kedua pipi Rara.
"Ampun deh...,gue diduain ama bangunan(hemmmtt..).Eh itu bukannya Ilham?!".Reza seakan mengenal orang yang berada diantara gerombolan orang berdasi.
Ya,ternyata Reza mengenal adam yang Rara cari,ia Ilham.
"Reza loe kenal ama tuh cowok?!".Basa basi Rara pada Reza,berharap menemukan sedikit penerang.
"Iya sepertinya gitu,mukanya kaya gak asing lagi.Tapi ya sudahlah orangnya juga udah ngilang".Reza mengambil kopinya dan kembali duduk dengan matanya yang masih mencari.
"Oh,Reza gue kebelakang bentar ya,ada urusan".Tanya Rara.
"Iya sayank,paling juga urusan cewek.Gih sana tapi jangan lama-lama ya".Reza tersenyum kecil meng-iya kan.
"Sheep,tunggu ya sayank".Rara berjalan pergi meninggalkan Reza sendiri.Beberapa menit ia tinggalkan Reza bersama kopinya.Ketika Rara masuk dan membuka pintu,matanya menemukan Reza duduk berhadapan dengan seseorang yang ia tak kenal namun terasa tak asing.Rara berjalan,perlahan tapi pasti mendekati mereka.Belum sempat ia mengeluarkan kata Reza sudah menyambut Rara dengan memperkenalkan orang dihadapannya itu.
"Rara ini temen gue,Ilham Dwiguna.Saudara angkat dan temen baik gue".Reza menaruh tangannya dibahu Rara lalu mendekatkannya pada Ilham.
"Hai Ra,gue Ilham,salam kenal ya".Sambut tangan Ilham dengan ramah mengawali perkataan.
"Hai ..,gue Rara".Rara melemparkan senyum termanisnya pada Ilham.

Keramahan menghiasi kepribadiannya.Itulah yang membuat Rara paham bahwa dia adalah sesosok adam yang ia cari disudut gedung itu.Dan dia juga adalah seorang yang berarti semasa putih abu-abu.Dialah mantan Rara.
"Rara Pramaistuti,gue pergi keluar dulu.Papah sms suruh ambil barang deket daerah sini,bentar aja ko.Kalian ngobrol aja dulu.Ilham gue titip Rara ya".Reza langsung pergi tanpa memperdulikan jawaban Rara dan Ilham terlebih dahulu.
"Iya."Jawab Rara dan Ilham serempak,dan itu membuat mereka salting.Terlebih Ilham,setelah Reza menyebut nama lengkap Rara dia seperti dicambuk petir kala sore.Rara dan Ilham beku dalam kedinginan.
"Ra,ini kali pertama kita ketemu lagi setelah masa itu.Jujur gue gak nyangka".Ilham menatap Rara dalam.
"Jika saja tadi Reza gak nyebut nama belakang gue,gue yakin loe pasti gak mengenali gue".Rara tersenyum kecewa.
"Iya sudah pasti,terlalu lama loe jauh.Oh ya,Ra gue minta maaf tuk masa yang tlah lalu".Ilham memperlihatkan penyesalan diwajahnya seolah letih.
"Maaf tuk apa?!Gak ada yang harus dimaafkan.Cincin itu tlah melekat erat membalut tubuh gue sejak loe pergi".Rara terlihat menahan sakit atas lukanya yang semakin kuat mencintai Ilham.
"Rara loe gak tau.Dulu kita hanya anak remaja yang masih bergejolak.Gue tau saat itu gue cuma anak kencur yang baru liat kerasnya hidup.Gue tau mimpi kita indah,tapi saat itu juga gue terbangun dari tidur.Ketika itu gue bercermin,disekeliling gue gak ada apa-apa yang bisa bikin loe tersenyum nyaman saat bersama gue.Hidup itu terkadang kejam.Dan loe terlalu indah tuk gue sentuh dengan abu jalanan Ra".Papar Ilham,seolah tak memberi Rara kesempatan berbicara.
"Tapi Ham,saat itu kita punya cinta.Apa itu gak cukup tuk kita tundukan dunia?!".Tanya rara mematahkan statment Ilham tadi.
"Loe gak tau,jika demikian apakah loe mau hannya makan garam kehidupan dikehidupan loe?!Gue tau loe begitu bahagia dengan milik ortu loe".Ilham mengucurkan alasan yang membuat lidah Rara tak bergerak karena benar adanya.Ditengah emosi mereka tiba-tiba  Hp Rara berdering memecah sunyi.
"Reza(gumam Rara lalu mengangkat panggilan),iya Rez ni gue Rara".Jawab Rara.
"Ra ini mommy.Reza ada di rumah sakit,dia mengalami kecelakaan tunggal dan sekarang koma,mommy tunggu kamu nak di RS.Pertamina".Sahut suara ibu Ami dari ujung telephone.
"Iya mom,Rara sekarang kesana".Jawab Rara panik dengan air mata tak terasa luruh dari tempatnya.
"Ada apa Ra,ko loe nangis?!".Tanya Ilham bingung.
"Ilham tolong antar gue ke RS.Pertamina.Reza kecelakaan dan sekarang koma".Jawab Rara lirih menahan sesak akan tangis.
"Innalillahi,iya udah gue antar tapi loe harus tenang Ra!!".Ilham berusaha tenangin Rara.

                                              ***

Baru saja Rara dan Ilham keluar dari parkiran suara Hp Rara berdering tuk yang kedua kali.Rara mengangkat panggilan dari ibu Ami dan me-loud-speakerkan panggilan tersebut.
"Ra,Reza ingin berbicara sama kamu".Terdengar pesimis akan suatu hal.
"Reza udah sadar momm?!Iya Rara lagi dijalan".Cemas menyelimuti Rara.
"Ra ini gue Reza,seseorang yang egois mengikat loe karna takut kehilangan".Suara itu terdengar menahan sakit.
"Reza kenapa loe ngomong gitu?!Itu wajar karna cinta,gue juga pasti ngelakuin hal sama buat orang yang gue sayang".Jawab Rara.
"Jangan bohongi diri loe Ra,loe masih ingin tertidur dalam mimpi-mimpi loe bersama Ilham.Gue tau itu sejak SMA dulu".Tutur Reza.
"Rez loe ngomong apaan sih?!Kita gak ada apa-apa".Ilham menampik kalimat Reza.
"Ilham makasih,makasih tuk semua,tuk persahabatan,tuk penghargaan loe terhadap persaudaraan kita dulu juga makasih tuk ginjal kehidupan yang loe kasih sama gue.Jika dulu loe berhasil menyelamatkan gue dari maut,kali ini ia berada didepan pintu melihat gue.Dan tuk yang terakhir,gue mohon sama loe,persuntinglah calon istri gue Rara tuk jadi istri loe.Gue percaya loe bisa bahagiain Rara".Terdengar suara Reza melemah dan perlahan menghilang diantara gemuruh tangis.
"Reza,hallo Re ...".Rara memastikan kemana suara itu pergi.
"Ra,nak Reza telah berpulang kepangkuan Allah".Suara ibu Ami menggantikan Reza.
"Gak mungkin,gak mungkin Reza pergi ninggalin gue!!".Teriak Rara(air matanya mengucur deras).

Ilham yang mendengar berita itu spontan menghentikan mobilnya sedang Rara mulai menangis sejadi-jadinya pada pundak Ilham.
"Ra loe harus kuat,loe harus tegar.Rara yang gue kenal bukan seperti ini".Pinta Ilham
"Tapi Ilham,gue gak mau sendiri dalam rasa salah ini.Gue egois dengan hidup dalam masa lalu gue tanpa gue pernah perdulikan Reza.Gue menyesal!!".Aku Rara untuk penyesalannya
"Udahlah yang berlalu biarlah berlalu,kita masih bisa lihat hari ini dan esok Ra.Sekarang kita ke rumah sakit.Gue minta loe tenang Ok".Ilham mencoba menenangkan keadaan.
Sejenak mereka terpaku dalam duka namun itu tak menyurutkan niat awal tuk pergi ke rumah sakit.

Setibanya disana,ibu Ami yang tadinya menangis merasa kehilangan anak semata wayangnya.Beliau memeluk Rara dengan tangis yang sedikit berbeda.
"Nak Ilham,Rara,puji syukur untuk yang kesekian kalinya Allah mengasihi Reza,mengasihi kita dengan mukjizat-Nya Reza berhasil ditolong team dokter.Reza selamat meski keadaannya buruk".Papar Ibu Ami bercerita tentang kecelakaan yang hampir merenggut Reza.
"Alhamdulillah,Ilham seneng Mah dengernya".Ilham dan Rara merasa sedikit lega dengan kabar yang mereka dengar.
"Momm kenapa hal ini bisa menimpa Reza?!Rara tau kalau Reza bykan orang yang suka ugal-ugalan dijalan".Tanya Rara penasaran.
"Rem mobil Reza tidak berfungsi dengan baik,itulah penyebab Reza kecelakaan saat akan menikungi tikungan".Ibu Ami berbesar hati menerima musibah.
Tidak banyak yang mereka bicarakan karena situasi yang tidak memungkinkan melihat kondisi Reza yang masih berada di ICU.
"Maaf bisa berbicara dengan Ibu Ami sebentar?!.Seorang dokter mendatangi mereka.
"Iya dok saya sendiri,ada apa dengan anak saya dokter?!.Tanya Ibu Ami ketakutan
"Begini bu,setelah kami melakukan pemeriksaan kami menemukan ada benturan keras di kepalanya yang menyebabkan kerusakan saraf mata.Oleh sebab itu kemungkinan putra ibu mengalami gangguan penglihatan atau bisa juga sampai kebutaan".Terang dokter spesialis separuh baya itu.
"Apa?!Dokter tolong lakukan yang terbaik untuk anak saya dok.Saya akan bayar berapapun".Tangis Ibu Ami memelas
"Bukan masalah uang bu,mengobati tidak mudah,apalagi sampai mencari donor mata.Berserah diri dan berdoalah.Kami akan bantu semampu kami,saya permisi masuk dulu".Senyum kecil lahir dari dokter itu dan berlalu pergi keruangannya.
"Mah,sabar ini hanya ujian dari Allah.Allah sedang menguji kita".Iham turut sedih lalu memeluk mamah angkatnya itu.
                                                          ***
Satu hari,satu minggu Reza masih saja tergeletak dengan mesin-mesin penopang hidupnya.Tepat satu bulan Reza tersadar dari mimpi panjangnya.
"Rara".Sebut Reza lirih
"Iya gue disini Rez,gue,mommy,Ilham ada disini bersama loe".Jawab Rara merasa senang akan kesadaran Reza.
"Kamu gimana nak,masih sakit?!".Ibu Ami menangis bahagia.
"Momm,kenapa semua gelap?!Tolong Reza tuk nyalain lampunya Ra".Pinta Reza.Keadaan hening sejenak seakan waktu berhenti disitu,namun itu tidak lama karena keheningan terpecah oleh tangisan Ibu Ami dan Rara.
"Kenapa kalian menangis?!Aku hanya segelintir orang dikasihani Allah dengan cobaan.Apa yang kalian tangisi untuk kasih sayang Allah ini?!Allah ingin memperlihatkan ke-Esaan-Nya bahwa seharusnya kita harus menyadari arti bersyukur.Aku yakin Allah ingin aku lebih dekat mengenal-Nya".Reza mencoba menenangkan keadaan atas apa yang terjadi padnya.Ya Reza tahu tangisan kedua wanita yang disayanginya berarti bahwa dirinya kini buta.
"Reza gue Ilham,gue tau loe kuat dalam segala hal.Makanya gue bangga ama loe,loe tetep Reza gue yang dulu".Ilham menepuk pundak Reza dan mencoba menyemangatinya.
"Kalian memang anak mommy yang hebat".Ibu Ami menangis bangga.
"Za,gue janji akan jadi penglihatan loe.Loe harus percaya ama gue".Rara meyakinkan.
"Gak Ra,gue gak mau maksain apapun yang bukan jadi milik gue".Jawab Reza,menolak.
"Tapi kenapa?!".Tanya Ilham.Meski Ilham tahu jawabannya adalah dirinya.
"Gue gak mau rebut apapun dari kalian Ham".Tegas Reza.Semua membisu,belum sempat Ilham berkata,suara dibalik pintu terdengar ada yang mengucapkan salam.
"Assalamualaikum".Seorang wanita mengucapkan salam penuh santun.
"Waalaikumussalam".Ibu Ami membuka pintu dan merasa bingung atas sosok yang ia tidak kenali sebelumnya,terlebih wanita itu berdiri dengan membopong seorang anak perempuan.
"Saya".Belum sempat memperkenalkan diri anak yang ia bopong berteriak .
"Papah,Khaira sama mamah datang".Celoteh anak kecil yang mengagetkan Reza,Rara dan termasuk juga ibu Ami.Ilham bergegas mendekati mereka kemudaian merangkul anak kecil dan wanita berhijab itu.
"Selama beberapa bulan ini aku lupa membawa keluarga kecil ku pada kalian.Wanita hebat ini yang sudah mendampingi aku selama tiga tahun ini.Ia juga memberi ku kebahagian besar dengan menghadirkan malaikat kecil cantik yang kini berusia dua tahun,namanya Nisa".Jelas Ilham dengan bangga memperkenalkan keluarga kecilnya.Sontak mereka terkaget atas ucapan Ilham.
"Teman kecil,namamu siapa?!"Tanya Reza dengan pandangannya yang kosong,tersenyum.
"Khaira Om,Om temannya papah ya?!".Gadis kecil itu membuat suasana hangat.
"Iya Om teman papah sekaligus keluarga kamu juga".Reza tersenyum.
"Kemarin Khaira juga sakit,mamah bilang sama aku kalau Allah sayang sama Khaira,supaya Khaira lain kali mensyukuri kesehatan.Allah maha pengasih dan maha tahu.Kalau Allah sayang sama Khaira pasti Allah juga sayang sama Om".Ucap Khaira pada Reza.Meski terlihat canggung namun gadis kecil Ilham terlihat pintar bicara dan mudah beradaptasi.
"SubhanAllah,kalian pasti mendidiknya dengan baik".Ibu Ami terkesima atas tuturan Khaira lalu memeluknya.
"Saya dan mas Ilham hanya mencoba memberikan yang terbaik mah,mas Ilham sering bercerita tentang kalian jadi kami sudah merasa tidak asing lagi.Seperti sudah kenal lama".Tutur Nisa yang terlihat lembut dengan menyunggingkan senyum.
"Reza,sekarang loe tahu kalau gue punya keluarga kecil,jadi gue harap loe gak usah ngrasa nyesel atau apapun itu.Gak ada apa merebut dan direbut,semua takdir Allah.Gue yakin cerita loe juga akan indah pada waktunya.Nikahi Rara dan sayangi dia seperti dia juga menyayangi loe!!".Pinta Ilham.
"Iya sob,gue tau.Tapi itu tergantung Rara,gue nyadar diri kalau gue sekarang gak kaya dulu,bagaimana mungkin gue bisa jadi yang terbaik tuk dia?!".Jawab Reza pesimis.
"Reza,gue juga gak sempurna.Bagaimana mungkin gue mengabaikan rasa loe yang begitu besar terhadap gue?!Gue tau kalau sebenarnya loe sakit waktu tau gue masih sayang sama Ilham,tapi loe tetep bertahan dampingi gue dengan sakit loe,itu cukup buat gue kalau loe emang tulus sayang sama gue.Gue juga ingin loe lihat gue dengan kekurangan gue Rez".Rara meyakinkan Reza.
"Ra,apa loe gak tau dari tadi mata gue terlihat kosong namun tajam melihat sosok loe?!".Jawab Reza yang diiringi tangis Rara serta ibu Ami yang menangis dalam bahagia.

Suasana itu mulai larut dengan celotehan kecil yang keluar dari bibir mungil malaikat Ilham.Sementara Rara merasa iri untuk apa yang dia lihat,iri atas keluarga kecil Ilham yang sederhana namun penuh kebahagiaan.Dari situ Rara paham bahwa Allah memberi kita untuk apa yang kita butuhkan bukan untuk apa yang kita inginkan.Mereka mendapat kebahagian saat itu.Mereka bahagia dengan pilihan hidup mereka masing-masing,meski mereka tahu itu bukanlah akhir.

                                                 THE END